Intelijen dan Diplomat Amerika Alami Penyakit Misterius di China, Kuba, dan Rusia


 


Merdeka.com - Suara aneh di telinga itu tiba dalam satu malam: serupa bunyi gemerincing kelereng menghajar lantai apartemen di atas tempat tinggal mereka.

Menentukan Keputusan Memasang Angka Togel

Mark Lenzi serta istrinya alami sakit di kepala enteng, sulit tidur, pening, serta anak mereka bangun tidur dengan darah keluar dari hidung. Mereka menyangka apa dirasakan ialah imbas dari asap pencemaran di Guangzhou, China, tempat mereka kerja jadi diplomat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Tetapi pencemaran udara tidak dapat menerangkan kenapa Lenzi dapat kehilangan daya ingat, terhitung lupa nama perkakas di dalam rumah dinasnya.


Beberapa suara aneh serta tanda-tanda penyakit yang dirasakan beberapa puluh petinggi AS serta keluarga mereka di China sekarang jadi mistis diplomatik yang terkait dengan pertaruhan ada senjata rahasia berteknologi tinggi serta gempuran faksi asing.


Diambil dari situs the New York Times, Selasa (20/10), salah satunya pertanyaan besar untuk pemerintah Trump ialah apa yang dirasakan Lenzi serta diplomat AS yang lain di China sama dengan sakit misteri yang dirasakan diplomat AS serta mata-mata Amerika di Kedutaan AS di Kuba di 2016 serta 2017 yang diketahui dengan Sindrom Havana.


Beberapa karyawan di kedutaan AS di 2 negara itu disampaikan dengar beberapa suara aneh diiringi dengan sakit di kepala, pusing, pandangan kabur serta kehilangan daya ingat. Tetapi menurut penemuan harian the New York Times, sikap Kementerian Luar Negeri AS yang mengurus permasalahan ini berlainan di antara pada Kuba serta China.


Di Kuba, pemerintah Trump memikat beberapa karyawan di kedutaan serta mengeluarkan anjuran perjalanan dengan menjelaskan diplomat AS alami "gempuran terencana". Presiden Trump selanjutnya menyingkirkan 15 diplomat Kuba dari Washington serta mulai menyelidik dengan mandiri. Kuba selama ini menyanggah terjebak dalam permasalahan penyakit misteri ini.


Tidak begitu hal dengan China. Pemerintah Trump tangani permasalahan ini dengan pendekatan berlainan. Di Mei 2018 Menteri Luar Negeri Mike Pompeo yang saat ada Sindrom Havana memegang jadi Direktur CIA, menjelaskan ke anggota parlemen AS, perincian catatan klinis yang dipunyai seorang karyawan kedutaan yang sakit misteri di China "serupa serta sama" dengan sindrom yang berlangsung di Kuba. Pemerintahan AS selanjutnya memikat pulang beberapa puluh karyawan kedutaan serta keluarga mereka.


Kementerian Luar Negeri AS selanjutnya menyebutkan apakah yang berlangsung di China itu jadi "kejadian kesehatan". Beberapa karyawan AS di kedutaan Kuba mendapatkan cuti untuk jalani pemulihan sedang di China beberapa diplomat AS harus izin sakit serta cuti tiada tanggungan, kata beberapa petinggi serta advokat mereka. Kementerian Luar Negeri pun tidak mengadakan penyidikan atas peristiwa di China.


Pemerintah Trump sedikit mengulas masalah apakah yang berlangsung di China serta mereka meremehkan masalah peluang keterkaitan Negeri Gorden Bambu. Tetapi CIA telah membuat laporan masalah ini dari agen-agen mereka yang bekerja di luar negeri.


Laporan itu terhitung apakah yang dirasakan Marc Polymeropoulos, petinggi CIA yang menolong operasi rahasia di Rusia serta Eropa. Ia mengalamai keyakinannya gempuran di Desember 2017. Polymeropoulos yang berumur 48 tahun saat itu alami vertigo di kamar hotelnya di Moskow dan menyambat sakit di kepala sampai membuat ia mau tak mau pensiun.


Diplomat AS di China mulai alami tanda-tanda aneh itu di musim panas 2018 saat Trump berupaya merayu pemerintah negara itu untuk menyetujui kompetisi dagang. Menurut beberapa petinggi AS, beberapa pejabat Kementerian Luar Negeri tidak lakukan apakah yang seperti mereka sempat kerjakan di Kuba sebab fakta hal tersebut dapat mengusik jalinan diplomatik serta ekonomi.


Lenzi menjelaskan ia telah tuntut Kementerian Luar Negeri sebab perlakukan dianya dengan diskriminatif serta Kantor Diskusi Spesial telah mengatakan penyidikan pada perlakuan Kementerian Luar Negeri.


Faksi Kantor Diskusi Spesial menampik memberi komentar masalah ini. Tetapi di April lalu ada 23 surat yang dijumpai New York Times menunjukkan petinggi Kantor Diskusi Spesial menyebutkan faksi penyelidik mendapati "nampaknya berlangsung pelanggaran" oleh Kementerian Luar Negeri.


"Ini jelas usaha untuk menutupi," kata Lenzi.


Keadaan ini semakin susah sebab beberapa petinggi AS serta beberapa pakar masih berdiskusi masalah apakah yang dirasakan beberapa diplomat AS itu.


Beberapa diplomat, petinggi CIA serta beberapa periset menyangka itu ialah gempuran radiasi gelombang mikro yang menghancurkan otak. Beberapa kembali menyebutkan itu ialah penyakit psikologis yang disebabkan keadaan depresi penuh desakan yang dirasakan beberapa diplomat di luar negeri. Beberapa kembali menyentuh masalah gempuran senjata kimia, seperti pestisida.


Minimal 44 diplomat di Kuba serta 15 di China harus dirawat di Pusat Pemulihan Kerusakan Otak di Kampus Pennsylvania. Tetapi beberapa dokter di Kampus Pennsylvania menampik menguraikan apakah yang dirasakan beberapa diplomat itu. Mereka cuman menjelaskan beberapa pasien alami kerusakan otak dari sumber di luar badan.


Beberapa petinggi senior di Kementerian Luar Negeri serta bekas petinggi intelijen menjelaskan mereka percaya ini tindakan Rusia. Agen-agen intelijen Rusia sejauh ini ditunjuk jadi dalang dari beberapa masalah peracunan, seperti pada Inggris.


Di zaman Perang Dingin Uni Sovyet memperlancar gempuran gelombang mikro ke kedutaan AS yang dapat menghancurkan skema syaraf.


Jubir Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebutkan tuduhan keterkaitan Moskow dalam masalah ini jadi "benar-benar absurd serta aneh".


Lenzi punyai pengalaman bekerja di Uni Sovyet serta ia menyebutkan ada dokumen rahasia yang menyebutkan nama negara yang bertanggungjawab atas gempuran ini, tetapi Kementerian Luar Negeri menampik permohonannya untuk terhubung dokumen itu.


"Petinggi tinggi 'tahu tepat negara yang bertanggung jawab'," kata Lenzi yang menjelaskan negara itu bukan Kuba atau China tetapi negara lain, "negara yang menteri luar negeri serta presiden tidak ingin menantangnya."

Postingan populer dari blog ini

All charges against Mason Greenwood DROPPED!

Grocery Items Facing a Lower Supply Right Now

India becomes the fourth country ever to land a spacecraft on the moon